top of page

MENJADI PRIBADI YANG GIGIH

 

Oleh: Deni Winoto – Staf Divisi Asper

Juara I Sayembera Menulis Artikel Islam

 

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda pasti mengenal seseorang yang sangat gigih ketika melakukan sesuatu. Seseorang yang tidak mudah putus asa, selalu haus akan perbaikan, dan seolah-olah tidak pernah kehabisan energi untuk mewujudkan impiannnya. Bisa jadi seseorang itu adalah orang tua Anda, saudara, teman, rekan kerja, atau siapa saja.

 

Orang yang gigih biasanya memiliki impian yang jelas, selalu disiplin dan bekerja dengan sungguh-sungguh, berpikir bahwa segala rintangan adalah sebuah ujian dari Allah SWT yang akan membuatnya menjadi lebih hebat, merasa senang jika mendapat kritik, masukan dan feedback dari orang lain untuk kebaikannya, serta memiliki keyakinan yang tinggi bahwa Allah SWT melihat apa yang dia kerjakan.

 

Dan katakanlah, “Beramallah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amalmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. At-Taubah: 105).

 

Ciri lainnya, orang gigih tidak pernah mau berkompromi pada hal-hal yang bersifat menghambat. Dia memfokuskan diri pada solusi dan bukan pada masalah, juga selalu melakukan sesuatu dengan penuh tanggung jawab dan totalitas. Dalam pandangan Islam, Setiap muslim diwajibkan memiliki sifat dan sikap gigih. Gigih (sungguh-sungguh) dalam beribadah, gigih dalam belajar, dan gigih dalam bekerja atau mencari rejeki untuk mencukupi kebutuhan. Islam mencela setiap muslim yang lemah semangat, pesimis, dan merasa tidak berdaya seakan tidak memiliki gairah hidup. Firman Allah SWT dalam Qs. Al-Insyirah: 7

 

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

 

Bumiputera yang juga menyadari betapa pentingnya sifat dan sikap gigih untuk dimiliki, saat ini menjadikan salah satu landasan dasar dalam bekerja. Manajemen berharap insan-insan Bumiputera memiliki semangat juang dalam upaya mencapai performa kerja terbaik. Lalu apa saja yang dapat kita lakukan supaya kita dapat selalu menyajikan yang terbaik pada setiap hasil pekerjaan kita?

 

  • Niat

Rasulallah SAW pernah bersabda “Innamal a’maalu binniyaati”. Bahwa sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung kepada niatnya. Jadi sebelum melakukan sesuatu. Pertama-tama kita perlu meniatkan diri bahwa segala yang akan kita lakukan adalah sebagai ibadah kepada Allah SWT. Kita tidak hanya bekerja untuk mendapatkan uang atau imbalan berupa materi tetapi sungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya. Kalau niat ini sudah kuat maka dengan ijin Allah kita akan selalu berupaya menempuh jalan yang benar, tidak menghalalkan segala cara, dan dalam menghadapi kesulitan apa pun kita tidak akan mudah menyerah.

  

  • Menetapkan tujuan yang jelas

Setelah meniatkan diri, menetapkan tujuan yang jelas menjadi hal kedua yang sangat penting. Dengan tujuan yang jelas, kita dapat mengukur seberapa besar dan seberapa lama upaya kita untuk mencapainya. Tujuan adalah sumber motivasi. Tidak perlu malu untuk memberitahu orang-orang dekat mengenai mimpi dan tujuan-tujuan kita itu. Ada dua keuntungan yang kita peroleh ketika kita memberitahu tujuan dan impian-impian kita. pertama, mereka akan ikut mendoakan kita agar diberikan kemudahan oleh Allah SWT dan kedua mereka dapat berperan sebagai reminder ketika kita misalnya sedang jenuh atau tidak bersemangat.

 

  • Menambah pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi diri.     

Meniatkan diri dan menetapkan tujuan yang jelas tidaklah cukup. Dalam upaya memberikan hasil kerja yang baik, kita juga perlu menambah pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi diri sesuai dengan bidang yang kita geluti. Melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan dan seminar-seminar adalah contoh usaha yang dapat dilakukan untuk memperbesar kapasitas diri.

Dalam islam, wajib hukumnya bagi seorang mukmin untuk belajar dan terus menambah ilmu. Allah SWT bahkan berfirman dalam Surah Al Mujadilah ayat 11, “…. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” 

Begitu pentingnya proses belajar, membuat belajar tidak harus selalu dilakukan di dalam kelas. Belajar dapat dilakukan dimana saja, dengan banyak cara, dan dengan siapa saja.

 

  • Buat catatan dan evaluasi

Membuat catatan mengenai tujuan yang sudah ditetapkan. Memasukkan poin cara pencapaian, waktu pengerjaan, dan juga hasil prosesnya adalah cara yang baik. Dengan cara-cara seperti ini kita akan lebih mudah dalam mengevaluasi setiap pekerjaan kita. Kita dapat melihat bagian mana yang sudah baik dan bagian mana yang belum untuk dipertahankan dan ditingkatkan.

Untuk menambah semangat, saat membuat catatan kita dapat memasukkan unsur-unsur kreatif seperti menggunakan kertas bermotif, menggunakan pulpen berwarna-warni, atau sesuai dengan selera.

 

  • Menetapkan tujuan baru

Seperti handphone, kita sebagai manusia juga perlu dicharge untuk mendapatkan energi baru. Kita perlu mensyukuri semua yang diberikan Allah SWT kepada kita sampai detik ini. Dengan bersyukur kita akan tetap menjadi manusia yang rendah hati karena selalu menyadari bahwa pencapaian-pencapaian kita adalah atas seijin Allah SWT. Dalam sebuah firman Allah SWT:  Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” QS: Ibrahim 7.

Rasa syukur bukanlah akhir dari semuanya. Begitu satu tujuan kita tercapai, kita menghaturkan syukur, setelah itu kita dapat membuat dan menetapkan tujuan-tujuan yang baru sehingga kita terus merasa bertumbuh. Tidak merasa berhenti, selalu mencari cara-cara baru, kegiatan-kegiatan yang berbeda sehingga bekerja tidak terasa membosankan.

Akhirulkalam, tidak ada yang dapat menggantikan kesungguhan, kegigihan, dan kerja keras. Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil: Man Jadda Wa Jadda.

@2014 Jakarta(riez)

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page